1. SUP KONRO
Harga Rp. 15.000,- / porsi
Sup Konro adalah masakan
sup iga sapi khas Indonesia yang berasal dari
tradisi Bugis dan Makassar. Sup ini biasanya dibuat dengan
bahan iga sapi atau daging sapi. Masakan berkuah warna coklat
kehitaman ini biasa dimakan dengan burasa dan ketupat yang dipotong-potong
terlebih dahulu. Warna gelap ini berasal dari buah kluwek yang
memang berwarna hitam. Bumbunya relatif "kuat" akibat
digunakannya ketumbar. Rasa pedas dan berbumbu ini dibuat dari campuran
rempah-rempah, seperti ketumbar, keluwak (buah yang menyebabkan masakan
berwarna hitam), sedikit pala, kunyit, kencur, kayu manis, asam, daun lemon,
cengkih, dan daun salam.
Coto
makassar atau coto mangkasara adalah makanan tradisional Makassar, Sulawesi
Selatan. Makanan ini terbuat dari jeroan (isi perut) sapi yang
direbus dalam waktu yang lama. Rebusan jeroan bercampur daging sapi ini
kemudian diiris-iris lalu dibumbui dengan bumbu yang diracik secara khusus.
Coto dihidangkan dalam mangkuk dan dinikmati dengan ketupat dan
"burasa" atau yang biasa dikenal sebagai buras, yakni sejenis ketupat
yang dibungkus daun pisang.
Coto makassar diperkirakan telah ada semenjak masa Kerajaan Gowa di abad ke-16. Dahuluhidangan coto bagian daging sapi sirloin dan tenderloin hanya disajikan untuk disantap oleh keluarga kerajaan. Sementara bagian jeroandisajikan untuk masyarakat kelas bawah atau abdi dalem pengikut kerajaan.
Saat ini coto mangkasara sudah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia, mulai di warung pinggir jalan hingga restoran. Masyarakat umum juga menyukai bagian daging sapi atau kerbau yang terletak di bagian punggung (sirloin) itu. Sementara beberapa penjual memberi pilihan daging sapi atau jeroan, atau campuran keduanya, untuk dihidangkan.
Sejak bulan November 2008 coto makassar telah dipilih sebagai salah satu menu yang dihidangkan pada penerbangan domestik Garuda Indonesia dari dan ke Makassar.
Coto makassar diperkirakan telah ada semenjak masa Kerajaan Gowa di abad ke-16. Dahuluhidangan coto bagian daging sapi sirloin dan tenderloin hanya disajikan untuk disantap oleh keluarga kerajaan. Sementara bagian jeroandisajikan untuk masyarakat kelas bawah atau abdi dalem pengikut kerajaan.
Saat ini coto mangkasara sudah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia, mulai di warung pinggir jalan hingga restoran. Masyarakat umum juga menyukai bagian daging sapi atau kerbau yang terletak di bagian punggung (sirloin) itu. Sementara beberapa penjual memberi pilihan daging sapi atau jeroan, atau campuran keduanya, untuk dihidangkan.
Sejak bulan November 2008 coto makassar telah dipilih sebagai salah satu menu yang dihidangkan pada penerbangan domestik Garuda Indonesia dari dan ke Makassar.
3. BARONGKO
Barongko merupakan
makanan khas Bugis-Makassar yang terbuat dari pisang yang
dihaluskan, telur, santan, gula pasir, dan garam. Kemudian
dibungkus daun pisang lalu dikukus. Jika sudah matang, dimasukkan ke
dalam kulkas atau bisa juga langsung disantap hangat.
Dahulu,
Barongko disajikan sebagai hidangan penutup bagi raja-raja Bugis-Makassar. Selain
itu, kue ini biasa dihidangkan juga dalam pesta adat, pernikahan,
khitanan, mappanre temme’, aqiqah dan sebagainya. Meskipun terlihat
sederhana dan mudah cara membuatnya, namun kue barongko ini mempunyai nilai
filosofis yang sangat tinggi. Bahan utamanya terbuat dari pisang, bungkusannya
pun terbuat dari daun pisang. Ini memliliki makna bahwa haruslah sama apa yang
terlihat di luar dengan apa yang tersimpan di dalam diri kita. Makna lainnya
adalah apa yang terpikirkan dan yang dirasakan haruslah selaras dengan tindakan
yang akan dilakukan.